“ A Year End Trip of 2011: Yokohama-Mt.Fuji-Tokyo”

Part IV (in Asakusa)
Nda rasa kami sudah sejam lebih nongkrong di café..well let’s move on girls it’s time to experiencing Tokyo’s down town :D
Tujuan pertama adalah Asakusa Senso-Ji, sebuah kuil Budha terkenal di Tokyo dan terletak di distrik Taito. Hanya perlu sekitar 10 menit dari Tokyo Jr Station untuk sampai di Asakusa Eki dengan menggunakan kereta JR Yamanote Line (pake acara transfer yah..jadi dari Tokyo Eki ke Kanda Eki dulu trus ganti pake Ginza Subway Line menuju Asakusa stasiun, total harga tiket 290 Jpy ).
Keluar dari stasiun menuju Asakusa Senso-Ji, kami sempat belok ke arah Azuma-Bashi Bridge demi mendapatkan foto Tokyo Sky Tree yang bisa kelihatan dengan sangat jelas las. Eh ternyata saudara-saudara.. Tokyo Sky Tree bukan satu-satunya objek menarik yang bisa kita saksikan dari jembatan Azuma Bashi yang membelah Sungai Sumidagawa ini. Nampak juga tower dari perusahaan bir terkenal di Jepang dengan karakter Flamme’ d’Or yang unik serta Asahi Super Dry Hall, sebuah restoran yang juga dimiliki oleh perusahaan tersebut. 
View from Azuma-Bashi Bridge : Tokyo Sky Tree & the others interesting objects



     

Puas foto-foto, kami pun melangkahkan kaki ke Asakusa…tapi, eiiiits ntar deh singgah dulu yuk..ada  sekelompok seniman jalanan yang lagi beraksi dibawah pohon pada sebuah public space yang kami lewati. Sangat menghibur, kreatif dan unik. Musiknya klasik, penyanyinya berwajah dan berdandan klasik juga. Top pokoknya..ikhlas deh diriku ngasih duit kalo pengamennya kayak gini :)
One of Classic Collection in Tokyo ;p

Waah susah yah kalo short trip begini, kita hanya bisa menikmati segala sesuatunya dengan terburu-buru..what a briefly trip tapi tetap menyenangkan kok. Salah satu yang harus kami lewatkan yaitu kesempatan untuk mencoba rickshaw atau pedicab. Disepanjang jalan dari Jembatan Azuma Bashi menuju Asakusa Senso-Ji para penarik rickshaw (beberapa dari mereka adalah kaum hawa, profesi ini bener-bener gender equity kan) tentu saja bersama rickshawnya berbaris rapi dan menawarkan jasa mereka kepada para wisatawan. Tarif untuk sekali putaran memang agak mahal sih 3.000 Jpy, hmm sebaiknya jangan ditawar deh, nda kasian apa sama tukang rickshawnya? Kita enak-enakan duduk menikmati pemandangan eh dianya ngos-ngosan narik..Apa ini nda masuk pelanggaran HAM yah? Syukur aja waktu itu kami nda naik..selain pertimbangan waktu terbatas, duit terbatas dan nda sampe hati euy.
Ini dia si tukang rickshaw dengan celana yang super pendek
Tarif Rickshaw
Asakusa…yang ada dibenakku, semua kuil itu sama yang membedakan hanya luas areanya. Wouww..ternyata kurang tepat, Asakusa punya keunikan sendiri. Digerbang masuknya, pada Kaminarimon atau "Thunder Gate" (yang pertama kali dibangun tahun 942) kita bisa menyaksikan sebuah chochin atau lampion raksasa. Semua orang, tak terkecuali kami dong..mengabadikan diri dengan background lampion raksasa ini.
chochin atau lampion raksasa
Setelah melewati gerbang..disepanjang jalan menuju kuil, berjejer toko souvenier atau yang dikenal dengan Nakamise Shopping Arcade akan memenuhi kebutuhan anda yang mau hunting oleh-oleh (bahkan sekedar window shopping) dan mencoba kuliner
Omiyage / Oleh-oleh dari Asakusa

  khas Jepang, Tokyo atau Asakusa. 
Oh iyah kalo dikampung kita, beli souvenir di objek wisata biasanya jauh lebih mahal kan daripada belinya di departemen store yang ada souvenir corner atau pusat oleh-oleh. Nah kalo di Jepang, harganya beda tipis atau bahkan sama saja mo di objek wisata atau di depato (department store).
Kami sempat mencoba mochi goreng isi green tea (170 Jpy/biji) yang ampuuun antriannya lumayan panjang, selain itu ada juga beberapa souvenir lucu yang sayang rasanya kalau tidak terbeli ;)..harga  souveniernya  mulai dari 300 Jpy .
@ Nakamise Shopping Arcade
@ Nakamise Shopping Arcade 
        
         Penjual Mochi goreng

Saat kami di Asakusa jumlah pengunjung lumayan banyak tapi yakin deh tidak sebanyak ketika ada event/matsuri kayak Sanja Matsuri (diselenggarakan setiap minggu ketiga dibulan Mei) konon kabarnya jumlah pengunjung bisa mencapai 2 juta dalam tiga hari selama event berlangsung. Bisa dibayangkan berapa banyak income yang diperoleh, padahal itu baru satu event lho..ck..ck..ck.. Tak perlu lah dibandingkan dengan kampung halamanku. 
Di ujung Nakamise Shopping Arcade kita bisa melihat main gate Hozomon untuk menuju kuil utama. Masing-masing sisinya (lupa kiri apa kanan yah) ada sandal jerami raksasa serta patung dewa penjaga yang keliatannya sangar..takuuut (sampe nda minat untuk foto euy).
Banyak orang yang ngantri untuk masuk berdoa di kuil utama, berhubung versi berdoa kami beda jadi yah tak usahlah turut antri. Sempat memperhatikan beberapa aktivitas mereka disekitar kuil. Ada yang membasuh tangan & muka pada semacam tempat penampungan air suci. Ada juga yang ngantri demi menghirup asap dari sebuah tungku yang diyakini sebagai asap suci juga. Disisi lain ada yang menggantungkan jimat keberuntungan yang mereka beli di sekitar kuil. Menarik juga rupanya menyaksikan hal kayak  gini, semacam studi perbandingan agama & budaya :)
Pada ngantri mo membasuh dengan air suci


Bersambung lagi yahhhhh :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cultural Festival ?? Let's learn from Fukuoka...

Kunjungan ke Pabrik Mentaiko

............... My first " Undokai".....................