The Real Anugrah from AIWA :)




Yang namanya rezeki yah ada saja jalannya. Kalo gak salah 10 January kmaren AIWA (A Japanese Language School in Fukuoka, bisa liat disini profil lengkapnya http://www.aiwa.ne.jp/english/ ) nge share info tentang halal cake. Kebetulan hari itu kan hari pertama nge-lab setelah weekend, jadi masih addicted untuk update info apa saja yang diupload teman-teman di FB (maklum kalo hari kerja lebih banyak update status pribadi :P).  Begitu liat title info “Halal Cake Party” yang juga dishare lewat account Bu Hanik, pengajar di AIWA (seorang muslimah asal Indonesia yang menikah dengan Nihon-Jin dan menetap di Fukuoka) tanpa pikir panjang ku klik “Join”. Setelah itu, baru mulai baca info selengkapnya dan ternyata sodara – sodara, It’s the real “anugrah” (singkatan yang sangat familiar bagi teman-teman dari Makassar, yang kepanjangannya adalah ‘anu’ grahtiss). No registration fee, no transport fee, no need to pay et all.
Bukannya sombong bahkan takabbur yah, meski misalnya program “Halal Cake Party” dikenakan biaya, diriku bakal tetap semangat untuk ikut. Maklum saja sudah tiga bulan di Fukuoka, baru sekali rasanya (semoga nda amnesia atau salah rasa) jajan halal cake di Pattisier shop itu pun sebenarnya bukan cake tapi raisin bread . Trus tiap ke shopping center liat counter cake, air liur ini rasanya tumpah ruah dan hanya bisa menatap kuenya dengan nanar (maaf kalo lebay, tapi memang begitulah adanya).
Turun dari bus..sempat bingung mo ke arah mana, jadinya bergerombol deh
FYI, event Halal Cake Party ini diadakannya di Kyushu Business School yang berlokasi di Kitakyushu, skitar se-jam dari Fukuoka. Setibanya disana, rombongan kami (yang 80% berkewarganegaraan Indonesia) disambut dengan penuh kehangatan oleh pihak tuan rumah. Berasa orang penting saja, mereka tuh greeting & smiling ke kami mulai turun dari bus, di lobby, ruang kelas, sampai ke dapurnya (two thumbs up dehhh).
Welcoming speech from the host
 Seperti kunjungan pada umumnya, tentu saja diawal acara pihak Kyushu Business School yang diwakili (waduuuh maaf lupa nama + jabatannya) oleh seorang bapak Nihon-jin berpakaian formal memberikan ucapan selamat datang (sepatah dua patah kata dalam Bahasa Jepang yang kemudian ditranslate ke Bahasa Inggris dan Indonesia oleh Bu Hanik beserta suami beliau) pada seluruh peserta di sebuah ruang kelas. Masing-masing meja di ruangan tersebut telah diletakkan (hayooow apa coba?..tebak!) yup!! Brosur/leaflet tentang institusi ini ;) 
The leaflet

see..they welcoming us :)
 Tak lama kemudian kami pun digiring menuju kitchen ..yipppiiiie ..we’re moving on to the main agenda of this event today. Wah kitchen nya bedaaaaaa banget dengan kitchen di apatoku. Lebih lapang, fasilitasnya lebih lengkap dan tentu saja lebih asyik karena ada chef …huwaaaa nikmatnya hidupku bila punya chef  pribadi yang menguasai segala jenis menu makanan & minuman dari berbagai negara.
my group members
Kami dibagi dalam beberapa grup dengan jumlah peserta yang  berbeda, ada yang terdiri atas enam, delapan dan sepuluh orang. Disetiap meja telah tersedia berbagai peralatan untuk membuat kue yang disesuaikan dengan jumlah peserta pada masing-masing grup. Pihak AIWA, yang berperan sebagai EO, tauuu aja mengklasifikasikan kami..sepertinya skill memasak adalah salah satu variabelnya. Kan bisa minder kalo aku dikelompokkan dengan ibu-ibu yang jam terbangnya didapur sudah sangat tinggi, maluuuu euy.
Chiffon cake, jenis kue pertama yang kami buat (rencananya ada beberapa cake akan diajarkan cara pembuatannya). Baru tau kalo chiffon cake tuh bahan-bahannya sederhana (minyak sayur, telur, gula, tepung, dan baking powder) trus cara membuatnya pun nda ribet asalkan pake mixer.. eh tapi kalo pengen tangannya berotot silahkan pake alat pengocok manual dijamin..pegelll..hehehe secara aku mengalaminya bo’ ;P
my group member
Si chef beserta asisten-asistennya dengan sabar ngajarin kami langkah-langkah membuat chiffon cake. Anyway ternyata chiffon cake itu (menurut mbak Wikipedi) diciptakan pertama kali pada tahun 1927 di California oleh Mr.Harry Baker, seorang sales asuransi yang beralih profesi dengan mengelola catering. Hmm jadi kepikiran mo serius berbisnis kuliner setelah kuliahku selesai nanti, prospeknya ceraaaah yang penting kreatif menciptakan menu-menu baru yang unik & lezat dengan harga terjangkau plus strategi marketing yang handal ;)
manual mixer..gambatte !!


Another two thumbs up for the organizer AIWA & Kyushu Business School, wadah untuk nyetak chiffon cake yang dibagiin ke peserta diberi label nama mereka masing-masing jadi gak bakalan ketuker. Dalam hati dirikuw harap-harap cemas dan tak lupa berdoa..semoga setelah dipanggang kuenya mengembang, nda bantet..soalnya kalo bantet judulnya bukan chiffon cake lagi dunk tapi brownies yah ??? 
 Dan ….tra la la la la..I did a great job, kuenya mengembang sempurna..Alhamdulillah. Sayangnya waktu yang kami miliki sangat terbatas jadi hanya satu kue yang dapat dipelajari. Eiits…acara belum berakhir dunk, saatnya icip-icip….wah wah pihak tuan rumah bener-bener top deh. Mereka nyediain aneka jenis kue, roti, cake, dan yang paling menarik perhatianku adalah si coklat fountain. Puas deh bisa melumuri stroberi, pisang dan sus kering dengan lelehan coklat…I Luph this event so much..mmmuaaachh.
 
my cup cake
 Tidak hanya sampai disitu kebaikan hati pihak Kyushu Business School..kue yang dibuat tadi rupanya untuk kami bawa pulang. Tiap peserta diberi satu box besar untuk nyimpen chiffon cake beserta aneka kue-kue lain yang boleh kami bungkus, kecuali yang creamy cake (kata panitia takut belepotan di bus).
Masak-masak, makan-makan, bungkus-bungkus..semuanya beres! Kami diarahkan kembali ke ruang kelas untuk mengikuti presentasi singkat tentang Kyushu Business School. Wouw.. dapat tambahan oleh-oleh lagi, tiap peserta diberi souvenir berupa ballpoint warna-warni. 
horee i did it :D
Diantara semua presentasi profil universitas/institusi pendidikan yang pernah ku hadiri (maklum.. di jaman baheula diriku ini rajin banget menghadiri prsentasi universitas dari berbagai negara demi mendapatkan info tentang beasiswa dan tentunya souvenier, entah itu pen, notes, goody bag, mug sampe t-shirt semuanya jadi koleksiku), Kyushu Business School memecahkan rekor presentasi tersingkat kat! Tidak sampai sepuluh menit, presenternya hanya menginformasikan tentang satu program yang mereka tawarkan terkait dengan kegiatan kami hari itu beserta harganya. Program ini berdurasi setahun bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membuat aneka cake serta kemampuan berbahasa Jepang (bagi para mahasiswa asing). Selain itu tuition fee yang berlaku untuk mahasiswa asing juga lebih murah 40%, sekitar 60 juta rupiah setahun.
yummy..yummy
yummy..yummy..
yummy & of coz halal :)
These all we've got :)
Pihak tuan rumah memang tak perlu buang-buang energi menjelaskan tentang semua fasilitas yang mereka miliki. Tanpa disadari olehku, sebenarnya sejak awal mereka (AIWA & Kyushu Business School) telah melakukan kegiatan marketing. Hebat ! akan ku terapkan pada bisnisku kelak..keduanya berhasil melakukan pencitraan (branding image) terhadap jasa mereka.
a picture before say good bye

 Ada beberapa hal menarik yang mereka terapkan pada event itu : (1) Membidik segmentasi secara spesifik. “Halal Cake Party” merupakan tema yang sangat menarik bagi kaum muslim yang berada di negeri dimana untuk mendapatkan makanan halal itu langka. (2) Free trial, mereka memberikan kesempatan kepada peserta untuk datang, melihat, membuat dan merasakan langsung produk/jasa yang mereka miliki. Sangat berbeda efeknya ketika diriku mengikuti presentasi profil universitas/institusi pendidikan dari luar negeri selama 1-2 jam tapi setelah itu..hanya terkesan pada souveniernya, karena semua penjelasan mereka bermain pada area imajinasi saja bukan sesuatu yang nyata. (3) Ada special price euy ..hampir semua orang (bahkan orang kaya sekalipun) menyukai yang namanya diskon, potongan harga atau apalah istilahnya. Kyushu Business School membuat calon costumernya merasa special dengan special price tersebut. (4) Menjadikan relationship sebagai orientasi sehingga costumer tanpa diminta akan membantu kita dalam aktivitas marketing “the power of words mouth”..Sejak pertama bertemu dengan Bu Hanik, diriku langsung merasa nyaman ngobrol dan menjalin hubungan dengan beliau. Kemampuan berkomunikasi, sikap yang ramah dan penuh perhatian merupakan kunci sukses dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia. Costumer kan manusia yah ;) Oh iyah dan  secara tidak langsung, tiap mendengar nama atau bertemu beliau.. langsung deh teringat dengan AIWA, Kyushu Business School serta Azhar (toko yang menjual bahan pangan halal, tempat beliau juga berkerja)

Lastly, mo ngucapin makasiiiiiih banyak ke AIWA (= Bu Hanik & suami beliau) & Kyushu Business School yang telah menyelenggarakan “Halal Cake Party”. Namun, maaf sekali hari ini gak bisa hadir pada event World Friendship Program..wah salut, nda pernah kehabisan ide untuk menyelenggarakan event menarik. Success for AIWA :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cultural Festival ?? Let's learn from Fukuoka...

Kunjungan ke Pabrik Mentaiko

............... My first " Undokai".....................